Selasa, 17 April 2012

Ceracauan


Dulu.. (mungkin sampai kemarin), aku masih sering bertanya-tanya kepada Tuhan, kenapa aku harus ada di tempatku sekarang.  Aku masih sering memberi penegasan pada diri bahwa seharusnya tempatku tidak ada di sini. Hmmm…
Hari ini aku mulai mendapatkan jawabannya. Dari dia, dan dari mereka. Aku memang harus ada di sini. Tempatku di sini. Dan ceritaku ada di sini. Cerita tentang aku, dia, dan mereka.
Aku menemukan keluarga di sini. Jeruk kempelers… hehehe,, Mereka keluargaku, dan aku menyayangi mereka. Aku belajar menyayangi dengan sederhana dari mereka. Memaknai sebuah persahabatan. Persahabatan lebih dari pertemanan, dia sudah menyerupai keluarga. Dan dalam keluarga, kita tak pernah menuntut anggota keluarga kita untuk selalu sempurna, tampilkan saja sisi dirimu yang sebenarnya, tampilkan sisi manusia, bukan malaikat. Thanks J
Aku menemukan duniaku di sini, psikologi, secangkir kata, latar alit, dan semua hal yang ada di sini.
Aku menemukan rumah di sini. Malang, terlalu sayang untuk dilewatkan setiap jengkalnya.
Beberapa orang mencibir tempat ini, yah (mungkin) karena mereka tak menemukan apa yang aku temukan J. (Mungkin) mereka terlalu fokus dengan hal besar, dan takut melihat hal kecil. (Mungkin) memang standart2 saja. Tetapi bukan berarti tidak istimewa kan?
Hal kecil di sini mengajarkan kesederhanaan padaku. Dan menjauhkanku dari kesombongan-kesombongan yang ditawarkan dunia. Alam… saya selalu menyukai ketika menjamah sisi ini. Hey… alam di sini sederhana, dan banyak kehidupan menawarkan banyak makna padaku. Aku belajar, bahwa setiap tempat yang kupijak adalah rumah, bukan lagi sesuatu yang harus aku taklukan. Menyingkirlah ambisi-ambisi, keinginan untuk selalu terlihat hebat dan merendahkan orang-orang sekitar. Buat apa membanding-bandingkan diri dengan keluarga sendiri? Tak ada arti. Kita semua istimewa, bukankah seharusnya begitu?
Hey… dan aku menemukanmu di sini. Orang yang dari awal mengajarkan padaku untuk memandang “rumahku” dari sisi yang berbeda. Aku sering memberikan penyangkalan padamu. Dan kau kemudian hanya mentertawakanku. Sekarang aku tahu makna tertawamu. Yah aku kalah. Kau sudah berhasil menunjukkan istimewanya rumahku. Kau mengenalkan kota kecil ini secara berbeda. Terima Kasih J
Aku senang mengenalmu…
(apakah ini akan jadi surat cintaku padamu yang kedua, hehehe)