Dulu.. (mungkin sampai kemarin), aku
masih sering bertanya-tanya kepada Tuhan, kenapa aku harus ada di tempatku
sekarang. Aku masih sering memberi
penegasan pada diri bahwa seharusnya tempatku tidak ada di sini. Hmmm…
Hari ini aku mulai mendapatkan jawabannya.
Dari dia, dan dari mereka. Aku memang harus ada di sini. Tempatku di sini. Dan
ceritaku ada di sini. Cerita tentang aku, dia, dan mereka.
Aku menemukan keluarga di sini.
Jeruk kempelers… hehehe,, Mereka keluargaku, dan aku menyayangi mereka. Aku
belajar menyayangi dengan sederhana dari mereka. Memaknai sebuah persahabatan.
Persahabatan lebih dari pertemanan, dia sudah menyerupai keluarga. Dan dalam
keluarga, kita tak pernah menuntut anggota keluarga kita untuk selalu sempurna,
tampilkan saja sisi dirimu yang sebenarnya, tampilkan sisi manusia, bukan
malaikat. Thanks J
Aku menemukan duniaku di sini,
psikologi, secangkir kata, latar alit, dan semua hal yang ada di sini.
Aku menemukan rumah di sini. Malang,
terlalu sayang untuk dilewatkan setiap jengkalnya.
Beberapa orang mencibir tempat ini,
yah (mungkin) karena mereka tak menemukan apa yang aku temukan J. (Mungkin) mereka terlalu fokus
dengan hal besar, dan takut melihat hal kecil. (Mungkin) memang standart2 saja.
Tetapi bukan berarti tidak istimewa kan?
Hal kecil di sini mengajarkan
kesederhanaan padaku. Dan menjauhkanku dari kesombongan-kesombongan yang
ditawarkan dunia. Alam… saya selalu menyukai ketika menjamah sisi ini. Hey…
alam di sini sederhana, dan banyak kehidupan menawarkan banyak makna padaku.
Aku belajar, bahwa setiap tempat yang kupijak adalah rumah, bukan lagi sesuatu
yang harus aku taklukan. Menyingkirlah ambisi-ambisi, keinginan untuk selalu
terlihat hebat dan merendahkan orang-orang sekitar. Buat apa
membanding-bandingkan diri dengan keluarga sendiri? Tak ada arti. Kita semua
istimewa, bukankah seharusnya begitu?
Hey… dan aku menemukanmu di sini.
Orang yang dari awal mengajarkan padaku untuk memandang “rumahku” dari sisi
yang berbeda. Aku sering memberikan penyangkalan padamu. Dan kau kemudian hanya
mentertawakanku. Sekarang aku tahu makna tertawamu. Yah aku kalah. Kau sudah
berhasil menunjukkan istimewanya rumahku. Kau mengenalkan kota kecil ini secara
berbeda. Terima Kasih J
Aku senang mengenalmu…
(apakah ini akan jadi surat cintaku
padamu yang kedua, hehehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar