Hari ini sama. Sama seperti
hari-hari kemarin. Aku menunggunya datang. Mengayuh pedal sepedanya dan
mengetuk pintu rumahku. Mengajarkan beberapa materi inggris, sambil aku
menikmati kehadirannya. Yah, dia guru lesku. Guru les inggrisku yang sudah lama
kukagumi secara rahasia.
Aku suka ketika menantinya dengan
harap-harap cemas. Apakah hari ini dia datang?
Aku suka diam-diam memerhatikannya.
Yah memerhatikannya. Dan sesekali menyimak pembicaraannya. Bagaimana mungkin
aku bisa memendam rasa ini begitu lama. Pada dia. Yang entah tahu atau tidak,
yang entah sadar atau tidak, yang entah menganggapku ada atau tidak.
Entahlah…
apakah ini sebuah rasa tulus padanya. Atau sebuah rasa yang sebenarnya biasa
saja. Entahlah… aku lebih suka ini tetap menjadi entahlah…
Aku ingat
detail bagaimana cara dia melangkah, bagaimana gaya dia bicara, dan hey… aku
pun ingat pada topi yang kau suka. Apakah topi itu istimewa bagimu?
Istimewa…
apakah bagimu aku istimewa. Terserah. Aku tak terlalu berharap. Aku sudah
terbiasa tak mengharap. Aku hanya tahu aku suka. Cukup.
Mungkin suatu
hari kau akan tahu. Atau jangan-jangan sebenarnya kau sudah tahu bahwa rasa ini
ada untukmu?
........................................................................................................................................................
Ku coba merangkai kata cinta
Walau pun ku bukanlah pujangga yang bisa
Tuliskan kata-kata yang indah
Nyatanya tak ada nyali untuk ungkapkan
I wanna love you like the hurricane
I wanna love you like a mountain rain
So wild so pure
So strong and crazy for you
Andai matamu melihat aku
So strong and crazy for you
Andai matamu melihat aku
Terungkap semua isi hatiku
Alam sadarku alam mimpiku
Alam sadarku alam mimpiku
Semua milikmu andai kau tau
Andai kau tau
Rahasia Cintaku
Berdoa dan beranikan diri
Sebelum semua ini terlambat terjadi
(Nidji-Rahasia Hati)