Hari ini saya mendengar Dolly akan
ditutup. Yah, Dolly, begitu mendengar nama ini pikiran sontak langsung mengarah
ke satu maksud, tempat prostitusi, bahasa sederhananya demikian. Saya setuju
Dolly ditutup, tapi yang tidak saya setuju reaksi segelintir manusia di luar
arena yang kemudian mulai menggunakan takaran dosa untuk menyatakan kata setuju
mereka. Dosa, menurut saya kurang adil jika kita mengukur kehidupan manusia
lain berdasarkan dosa. Karena, setiap manusia tidak ada yang mempunyai takaran
dosa yang pas untuk mengukur dosa orang lain. Itu tidak bijaksana untuk
menyatakan kepedulianmu kepada saudaramu, bung! Hehehe.
Saya lebih senang jika kita
memandang dari sisi kemanusiaan saja. Saya setuju dilakukan penutupan karena
mereka (para pekerja di dalam arena) berhak untuk memperoleh pekerjaan yang
lebih layak lagi. Saya memandang kelayakan ini dari beberapa hal:
1.
Security and healthy
Keamanan
dan kesehatan. Pekerjaan yang melibatkan hubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan, kurang menjamin keamanan dan kesehatan. Penularan berbagai penyakit
dapat terjadi. Selain itu, apakah pekerjaan tersebut juga ada jaminan keamanan
untuk para pekerjanya? Dari kekerasan paling tidak. Tidak hanya kekerasan
fisik, tetapi juga kekerasan psikis. Apakah ada yang menjamin mereka akan
terhindar dari itu?
2. Apresiasi
Pekerjaan
ini hampir tidak mendatangkan apresiasi saya rasa. Menurut saya, sebagian besar
para klien/ pemakai jasa, datang dan membayar bukan untuk mengapresiasi hasil
kerja mereka. Mereka datang untuk kepentingan “urusan” pribadi, untuk memuaskan
suatu “insting atau kebutuhan dasar” mereka. Mereka (para pekerja) lebih layak
memperoleh pekerjaan yang akan mendatangkan apresiasi buat mereka.
3. Perkembangan anak-anak dan kehidupan
keluarga mereka
Anak-anak
layak memperoleh lingkungan yang baik untuk perkembangan mereka, tak terkecuali
anak-anak para pekerja di Dolly. Anak-anak membutuhkan figur yang ajeg mengenai
orang tua mereka. Figur yang kemudian akan menjadi panutan (role model) bagi mereka. Memperoleh area
yang layak bagi mereka untuk bermain dan belajar. Area bermain dan belajar yang
mendukung tahap perkembangan mereka.
Saya percaya setiap kita mempunyai sisi-sisi kemanusiaan yang sama, yang
lebih bijaksana untuk dijadikan sebuah alasan untuk mendukung kebijakan ini.
Sebuah alasan yang lebih manusiawi dan menghargai kehidupan mereka (para
pekerja di Dolly). Yang lebih adil, dibanding jika menggunakan takaran dosa.
Saya rasa tidak ada yang terlalu berkenan jika dosa-dosanya sudah mulai
dibanding-bandingkan, diukur, ditimbang-timbang, untuk memandang kualitas
hidupnya.
Selamat siang, tetap selamat berbagi, dan
semoga kehidupan anda semakin bahagia ^_^
Pangkal Pinang, 19 Juni 2014
Ariera
Bagus.. Tanggal Postingnya 19 Juni
BalasHapusHahaha... Ya ya ya. Ultahe peyan dirayakan dg penutupan Dolly :D
BalasHapus